T A H U N P O L I T I K 2018

 Indonesia mengawali diri dengan suhu politik yang mulai menghangat, pemilu bukan di depan mata, pemilu masih jauh,pemilu masih berbulan bulan lagi, Ya ! Itulah pendapat kita wong cilik, Tapi tidak dengan mereka tuan tuan terhormat berseragam dari parpol pengusung dan calon yang di usung yang berambisi ingin memajukan kota, memajukan daerah, mensejahterakan rakyat, mengurangi kemiskinan, membahagiakan warganya, Ahh.. apalah itu yang jelas kebaikan bagi kita. Akan engkau sering lihat wajah wajah sumringah yang berseri seri dengan segudang janji memberi harapan yang tak pasti yang tak tau kapan akan terjadi atau mungkin tak akan terjadi, akan kau sering liat pondok pondok pesantren di datangi akan sering kau liat majelis majelis ta'lim diadakan acara silaturahmi akan sering kau liat majelis majelis dzikir berdo'a bersama para calon pemimpin negeri, ya.. ! Itulah politik, Tiba tiba saja deretan berdasi ini berbaik hati kepada deretan kepala berpeci, Ah.. itu hanya segelintir sajah ! Nyatanya banyak pemimpin ini merealisasikan janji janjinya dan memperlihatkan bukti, selucu apapun politik, Seaneh apapun tingkahnya, Jangan pernah membenci politik jika tak ingin dibodohi ahli politik, Aku belumlah punya hak pilih, namun hak berbicara memang anugerah yang tak bisa di halangi kecuali oleh sang maha berbicara, Ketika saatnya pemilihan telah tiba, Golput adalah sebodoh bodohnya pilihan dan bukanlah cara menghindari keterkaitan dosa dari sang pemimpin negara, pilihlah auliya sesuai nurani setiap hati dan pemikiran setiap kepala, jangan terlena dengan pemanis atau apalah itu, pikirkan kesejahteraanmu selama 5 tahun dan buang jauh jauh kesenanganmu karena uang puluhan ribu yang hanya beberapa hari, Dan apabila pemenang sudah diketahui, itulah pemimpin kita saat ini, taatlah padanya sebagaimana taatmu pada ulama, tak ada orang yang paling bodoh di muka bumi melainkan rela bermusuh dengan keluarga, menjadikan diri orang lain dengan saudara bahkan baku hantam dengan tetangga demi seseorang yang kita kenali namun dia tak mengenali, yang tak mungkin mendamaikanmu dengan tetanggamu, saudaramu, dan keluargamu tatkala kita membela setengah mati orang itu demi sebuah kursi kekuasaan, 

Akhir kata.. Cicipilah manisnya sebuah negara demokrasi, Nikmatilah nilai praksis dari sila ke empat pancasila Dan, Mari sukseskan bersama pilkada 2018 hingga menjelang pilpres 2019 mendatang 

0 Response to " "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel